Akhir-akhir
ini kita sering mendengar tentang istilah PRA yang merupakan kepanjangan
Participatory Rural Appraisal. PRA ini merupakan salah satu teknik yang
digunakan dalam metode pekerjaan sosial Pengembangan Masyarakat. Teknik ini
sering digunakan oleh orang-orang yang bekerja dengan masyarakat untuk
merumuskan rencana kerja pembangunan dalam wilayah territorial masyarakat
tersebut. Seperti apakah sebenarnya teknik atau metode PRA ini?
Participatory
Rural Appraisal atau PRA adalah suatu metode pendekatan dalam proses
pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang tekanannya pada keterlibatan
masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pembangunan.
Tujuan dari Pendekatan
PRA adalah untuk menjadikan anggota masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana
program pembangunan, bukan hanya sekedar obyek pembangunan.
Pemberdayaan
masyarakat dan partisipasi merupakan
strategi dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada
rakyat (people sentry development).
Partisipasi dalam kaitannya
dengan penerapan metode pendekatan PRA lebih ditujukan pada keikutsertaan
masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan.
Jadi dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa sebenarnya pelaksanaan PRA, ditekankan pada :
1.
Keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan
kegiatan.
2.
Peningkatan kemandirian dan kekuatan internal.
Bentuk dari
keterlibatan masyarakat diantaranya:
1.
Masyarakat bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dari
program yang telah ditetapkan pemerintah.
2.
Anggota masyarakat berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan
keputusan.
3.
Anggota masyarakat terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan
tentang cara pelaksanaan sebuah proyek dan ikut serta sebagai fasilitator.
Contoh sederhana
dari partisipasi masyarakat yang sering kita temui adalah kegiatan gotong
royong. Dalam kegiatan gotong royong ini, masyarakat merencanakan kegiatan yang
akan dilakukan (perbaikan balai desa, perbaikan jalan, pembersihan saluran air,
dll), menetapkan waktu pelaksanaannya (hari minggu pagi atau hari jum’at pagi,
atau waktu-waktu yang lain), siapa saja pihak yang terlibat dalam kegaitan
gotongroyong (Pemuda, Bapak-bapak atau apakah juga melibatkan ibu-ibu dan
anak-anak), siapa yang mengkoordinir atau mengawasi dan bahkan sampai ke detil teknis pelaksanaan
gotong royong tersebut seperti pendanaan, dan konsumsi.
Demikian,
semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar